Skip to main content

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2016


Kerahiman Allah Memerdekakan

Lagu Tema APP 2016

Kerahiman Allah memerdekakan manusia yang mau bertobat. Bagaimana cara menanggapi kabar gembira itu? Lanjutkan baca untuk memperoleh jawabannya…
Allah adalah kasih. Ia mengasihi manusia dan berkehendak supaya mereka hidup bersama dengan-Nya. Namun manusia memilih tindakan dosa dengan cara mengabaikan kasih-Nya, yang searti dengan melawan kehendak-Nya.
Mujur bagi manusia karena Allah panjang sabar. Dari masa ke masa, tanpa kenal lelah Ia terus-menerus dan dengan macam-macam cara mengajak manusia untuk datang kepada-Nya dan memperoleh kebahagiaan hidup bersama-Nya.
Allah juga Maharahim. Ia tidak pernah mengingat-ingat dan memperhitungkan dosa manusia yang mau datang kepada-Nya. Kerahiman Allah adalah wujud kasih-Nya kepada manusia berdosa yang mau bertobat. Kerahiman Allah memerdekakan manusia dari segala rasa takut yang menghambatnya untuk secara sukarela hidup dalam penyelenggaraan-Nya.

Masa Prapaskah Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah

kerahiman allah
Masa prapaskah tahun ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah.
Inilah saat Allah memberikan karunia kerinduan kepada seluruh umat-Nya untuk kembali kepada-Nya dan hidup dalam kasih-Nya. Ia berkenan menawarkan pengampunan dan rekonsiliasi kepada semua orang yang mau bertobat.
Pada waktu yang sangat baik ini kita ingin memusatkan perhatian kita pada dua hal, yaitu membangkitkan kesadaran kita akan kabar baik tersebut serta mencari cara-cara untuk menanggapinya.
Untuk kepentingan itu, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Tema APP 2016 “Kerahiman Allah Memerdekakan”. Kita diajak untuk menyadari bahwa Allah selalu menerima diri kita apa adanya dan memerdekakan kita dari pelbagai hal yang mengganggu hubungan kita dengan-Nya.

Kerahiman Allah Dalam Kitab Suci

Dalam Perjanjian Lama Allah ditampilkan sebagai Bapa Israel karena Dia telah menciptakan, menjadikan dan menegakkan Israel (Ul 32:6) dan telah menebus mereka (Yes 63:16).
Allah juga seperti ibu karena melahirkan Israel (Ul 32:18), menyusui, menggendong, dan menghibur bayinya (Yes 66:12-13). Beliau bahkan digambarkan memiliki kasih yang melebihi kasih ibu kepada anaknya (Yes 49:15).
Di Perjanjian Baru Kerahiman Allah kepada seluruh umat manusia dinyatakan secara jelas lewat gambaran utama bahwa Allah adalah kasih (1Yoh 4:8).
Allah mengasihi manusia dengan mengaruniakan Anak-Nya, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh keselamatan (Yoh 3:16). Anak Allah telah datang untuk melayani manusia dan memberi nyawa-Nya bagi penebusan dosa mereka (Mrk 10:45).
Melalui pribadi Yesus Kristus Allah Putera masuk ke dalam sejarah manusia untuk menebus dosa-dosa mereka. Perkataan, karya, pribadi dan seluruh hidup Yesus Kristus inilah yang menjadi pewahyuan kerahiman Allah yang paling nyata.

Ajaran Yesus Tentang Kerahiman Allah

domba yang hilang
Domba yang hilang
Lewat sengsara, wafat dan kebangkitannya, Yesus adalah pewarta kerahiman Allah yang utama. Namun Yesus juga menggunakan perumpamaan untuk mengajar bahwa Allah adalah Allah Yang Maha Rahim.
Beberapa perumpamaan yang dapat memberi gambaran kerahiman Allah dalam pelbagai situasi hidup manusia adalah kisah-kisah tentang domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang (Luk 15).
Domba yang hilang dapat mewakili gambaran orang berdosa yang tidak dapat lagi mendengar suara “gembalanya”. Dia tahu bahwa dirinya tersesat tapi tak berdaya karena tak tahu jalan pulang untuk kembali ke “kawanannya”.
Dirham yang hilang
Dirham yang hilang
Dirham yang hilang adalah gambaran orang berdosa yang sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Dia terus mengikuti cara hidupnya sampai “ditemukan” Allah, yang mengajarnya cara hidup yang baru.
Yang terakhir, anak yang hilang adalah orang yang sudah mengalami kasih Allah lalu berdosa karena mengikuti keinginannya sendiri, tapi setelah mengalami penderitaan hidup karena keputusannya itu ia teringat akan pengalaman yang menggembirakan saat tinggal bersama Allah sehingga mau bertobat.
kerahiman Allah
Anak yang hilang
Semua perumpamaan itu menggambarkan satu orang berdosa yang bertobat dan sukacita surgawi yang menanggapi pertobatan itu. Sekalipun cara dan proses pertobatannya berbeda-beda setiap pendosa akhirnya bersatu kembali dengan Allah.
Pada dua perumpamaan pertama Allah sendiri yang mencari si pendosa. Proses pencariannya digambarkan secara rinci oleh Santo Lukas. Mulai dari keputusan-Nya untuk meninggalkan 99 domba untuk mencari 1 domba yang hilang sampai menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat.
Di perumpamaan terakhir si pendosa lah yang memutuskan sendiri untuk kembali kepada Allah berdasarkan pengalaman hidupnya saat tinggal bersama-Nya. Kerahiman Allah tampak dari sikapnya yang didahului dengan berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium kemudian menyediakan dia jubah yang terbaik, cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
Jika kita perhatikan di dua perumpamaan awal, satu yang hilang itu — domba (binatang) dan dirham (benda mati) — sangat berarti bagi Allah. Dengan isi pesan yang sama, perumpamaan ke tiga dilukiskan secara lebih dramatis karena menyangkut seorang anak (manusia) yang hidup sesuka hatinya, dengan bapanya (Allah) yang selalu mengharapkan kepulangannya serta memulihkan seluruh statusnya ketika ia bertobat.

Kemerdekaan Anak-Anak Allah

Gambaran di atas sangat membantu kita untuk mengerti bagaimana Kerahiman Allah memerdekakan manusia.
Pertama, Allah telah menyelamatkan kita. Melalui dan dalam Kristus, Allah telah membebaskan kita dari perbudakan dosa dan mengangkat kita jadi anak-anak-Nya dan ahli waris hidup surgawi (Gal 4:1-7 dan Rom 8:17).
Kedua, kemerdekaan itu mengubah cara hidup kita. Sebagai anak-anak Allah, kita tidak lagi menggunakan kebebasan kita untuk menjadi hamba dosa tapi untuk hidup di dalam kasih-Nya dan melayani-Nya (Rom 6:12). Kita mau terus berjuang melawan dosa dan segera bertobat jika jatuh kedalamnya.
Ketiga, kemerdekaan itu juga merupakan suatu tanggung jawab baru. Sebagaimana Kristus telah mengasihi kita dan mengirimkan Roh Kudus untuk menyertai kita, kita juga dipanggil untuk melakukan kehendak-Nya dengan meneruskan karya kasih-Nya kepada sesama.
Manusia yang merdeka karena kerahiman Allah menjadi semakin serupa dengan Allah dalam hal berbagi kehidupan, khususnya dalam mengampuni sesama yang berbuat salah kepadanya.

Menanggapi Sukacita Injil

Pengetahuan bahwa dalam diri Kristus kita memperoleh sukacita sejati seringkali tidak cukup untuk mendorong pertobatan hidup. Kesadaran bahwa Kristus mengasihi kita dan menerima hal itu sebagai kebenaran juga tidak cukup untuk memperbarui hidup.
Hidup kita baru sungguh-sungguh diwarnai dengan sukacita jika kita sudah mengalami dan merasakan kasih Kristus. Keadaan ini dapat terjadi kalau kita mau menerima kehadiran-Nya dan memberi ruang bagi Tuhan Yesus untuk dapat menjalin suatu hubungan erat dengan diri kita.
Pengalaman dikasihi Allah adalah kata kuncinya. Hanya setelah kita sungguh merasakan kasih-Nya kita dapat menanggapi undangannya untuk bergaul lebih erat dengan-Nya, yaitu dengan cara:
  1. Menyesuaikan hidup seturut kehendak-Nya.
  2. Menghayati hidup tidak karena takut hukuman tapi mau bersyukur atas pengalaman kasih-Nya.
  3. Menjadi saksi sukacita Injil kepada orang lain dengan hidup sebagai anak-anak Allah dan selalu siap sedia menjelaskan iman dan harapan yang melandasinya.
Kita akan merasakan sukacita Injil kalau mau sungguh-sungguh bertobat, yaitu menempatkan Allah di atas segala-galanya supaya Dia dapat jadi raja atas hidup kita.

Aspek-Aspek Iman Dalam Dinamika Pertemuan Prapaskah

Iman terdiri atas tiga Aspek: pengetahuan, ibadah dan tindakan. Tapi pelaksanaan ketiga hal itu tidak harus berurutan.
Aspek pengetahuan sangat menentukan aspek ibadah dan tindakan seseorang. Pemahaman akan Allah yang menyatakan diri dalam pribadi Yesus Kristus membantu kita dalam menjalin hubungan yang benar dengan Allah dalam ibadah.
Selanjutnya, pemahaman tentang Allah dan hubungan pribadi dengan Allah akan mendorong kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Akhirnya, pengalaman hidup dan hubungan pribadi dengan Allah juga akan makin memperkaya pemahaman kita akan Allah.
Dengan begitu, pertemuan-pertemuan prapaskah merupakan tempat yang baik bagi kita untuk belajar lagi tentang Iman Katolik. Iman kita akan disegarkan kembali dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan: siapa Allah, apa kehendak-Nya, apa rencana-Nya dengan menyatakan diri dalam Kristus, dan seterusnya.
Secara khusus, pertemuan-pertemuan kali ini juga bertujuan untuk menyegarkan kembali ingatan kita akan kabar sukacita yang diwartakan oleh Kristus tentang Allah Yang Maharahim, yang rela menyerahkan putra-Nya untuk menyelamatkan manusia.
Karena di dalamnya ada aspek ibadah dan di bagian akhir pertemuan dilanjutkan dengan aspek tindakan maka baik fasilitator maupun peserta akan merenungkan kasih Allah yang menjadi dasar iman Kristiani, untuk mengembangkan dan memperdalam ketiga aspek iman di atas.

Ringkasan Empat Pertemuan Prapaskah

Ada empat pertemuan prapaskah dengan dua pertemuan pertama membahas Karya Kasih Allah bagi manusia. Pertemuan ketiga dan keempat merupakan pertemuan tanggapan, yaitu bagaimana kita menanggapi kasih Allah itu.
Pertemuan pertama mempelajari apa yang dimaksud dengan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Disamping itu, Allah menghendaki kita memasuki hidup kekal namun dosa menghalangi kita untuk mencapainya.
Pertemuan kedua merenungkan kasih Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus. Kita mau mempelajari rencana Allah yang dilaksanakan oleh Yesus yang mau mati untuk menghapus dosa manusia agar manusia layak tinggal di surga.
Pertemuan ketiga berisi tanggapan pertama terhadap kasih Allah, yaitu usaha-usaha untuk melawan dosa dengan meninggalkan keinginan diri sendiri serta melakukan pertobatan supaya dapat menyesuaikan diri dengan kehendak Allah.
Pertemuan keempat mengajak kita untuk menyadari bahwa Kristus telah mati untuk mengasihi manusia. Pengalaman kita akan kasih Kristus itulah yang akan mendorong kita untuk mengasihi sesama.

Semoga melalui pertemuan-pertemuan di atas kita tidak saja disadarkan bahwa Kerahiman Allah Memerdekakan tapi juga didorong untuk lebih menghayati ibadah dan pelayanan kepada sesama.
sumber http://www.carakatolik.com/
support http://saranabelajar.com

Comments

Popular posts from this blog

Tema Natal - Masa Advent 2015 KAJ

Bahan Advent Bulan Keluarga 2015.

APP 3 Tahun 2022 - Peran Gereja dalam Bidang Perlindungan Sosial

  AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2022:        PERAN GEREJA DALAM BIDANG PERLINDUNGAN SOSIAL Terima Kasih Bapak/ibu, OMK dan anak-anak sekalian atas kebersamaan pada APP ketiga ini.